Selasa, 14 Juni 2011

Ayat Terakhir Kemah Sulang: Usai giatop ...

"Pada pagi ini telah aku tunaikan niatku, telah aku cukupkan kegiatanku dan telah aku relakan buper Sulang daam memori buku harianku."

Rabu pagi pukul 06.00 peserta mulai diijinkan packing, berkemas untuk segera kembali ke pangkalan tempat segala tugas telah menanti. 2 hari 2 malam menjalankan kemah terasa begitu singkat. Canda tawa, riang gembira terasa belumlah cukup. Tetapi waktu terus berjalan dan ujung menjadi pasti.

Banyak yang bisa kita tuturkan dari kiegiatan ini, seiring pun tak sanggupnya bercerita karena tidak tahu harus memulai dari mana. Yang pasti kita telah menjalani kemah sebagai bekal nanti untuk memenej adik- adik tahun depan untuk kegiatan yang sama.

Buper Sulang memang didesain untuk kegiatan perkemahan. Fasilitas yang disediakan cukup lengkap; areal yang luas dengan geaografis yang berbukit cocok untuk mendirikan tenda, jalanan beraspal yand banyak berkelak- kelok melintasi buper, memberi banyak rute alternatif untuk haiking. Ada hal yang menjadi masalah, yaitu ketersediaan air yang kurang untuk kegiatan- kegiatan masal selain kualitas air yang sangat keruh berkapur tidak layak untuk dikonsumsi. Keadaan ini memang kondisi wilayah Rembang yang sangat kering saat kemarau dan berkapur. Jalan yang sempit menuju lokasi sehingga kalu berpapasan antar roda empat mengalami kesulitan dan berbahaya karena kanan - kiri jalan cukup dalam, sehingga kalau terperosok bisa langsung mengguling.

Waktu - waktu selesai tes seperti saat ini, banyak sekolah yang menjadikan buper Sulang tempat berkemah bagi siswa- siswinya. Seperti saat SMK 2 Pati melakukan kemah ini, saat yang sama SMP 1 Jakenan, SMAK Yos Pati juga melakukan kemah. Sehingga situasi cukup ramai meski lokasi jauh dari perkampungan penduduk. Sungguh merupakan arena yang cocok untuk berkemah terlebih tidak jauh dari situ terdapat danau Sulang yang indah. Sehingga saat heking, peserta kemah bisa lewat ituuntuk menikmati keindahan danau.
Keberadaan kegiatan kemah ternyata juga dimanfaatkan warten (warung tenda untuk mremo. 1 cangkir kopi dihargai Rp. 4000,-, 1 liter aguaria dijual Rp. 5000,-. Keluhan dari peserta kemah, makanan mahal sementara rasanya gak karuan.

Dari hasil pengamatan dilapangan ini kami sampaikan sumbang saran kepada Pemda Rembang :
  1. Perbaikan segera fasilitas terhadap yang mulai rusakagar tidak makin parah sehingga membutuhkan anggaran yang tentusaja makin besar.
  2. Penerangan yang cukup pada malam hari pada titik- titik jalan yang rawan.
  3. Pelebaran jalan menuju buper.
  4. Mempercantik areal dengan tanaman bunga yang tahan kemarau seperti bugenvil, kamboja dan flamboyan. Ketiga jenis tanaman ini justru berbunga indah saat kemarau.
  5. Perlu penambahan fasilitas outbon seperti flying fox.
Akhirnya setelah bongkar tenda dan upacara penutupan kegiatan, tepat pukul 08.00 dengan 9 armada truk kami meninggalkan buper Sulang. Cerita akan kesan berkemah disana pastilah akan tersampaikan kepadakeluarga, teman dan tetangga. Good bye Buper Sulang. See you again next time.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar