Rabu, 23 Juli 2014

Tantangan Berat Jokowi

Presiden baru telah terpiliih dan tinggal menunggu waktu pelantikan yang nanti dilaksanakan oleh MPR. Harapan akan perubahan yang signifikan terhadap perbaikan sosial ekonomi dan kesejahteraan tentu dinantikan oleh masyarakat dari janji - janji selama kampaye.Rakyat yang menantikan impian yang tertuang dalam naskah
pembukaaan Undang- undang Dasar 1945 yang dirumuskan sebagai tujuan adanya NKRI ini bisa benar- benar dapat dirasakan, tidak sekedar naskah yang dipelajari secara teori oleh para siswa di sekolah saja. Segai bangsa yang besar dari segi luas wilayah, jumlah penduduk dan juga sumberdaya alam, kita sangat berpotensi untuk makmur sejahtera. Namun karena kesalahan urus dan merajalelanya korupsi, kekayaan alam tersebut belum mampu memberikan andil bagi kebahagiaan lahir batin. Korupsi yang mengganyang uang negara yang dilakukan sebagian besar pejabat publik membiat masyarakat benar- benar mati kutu tidak bisa bangkit. Segala pelayanan publik harus mengeluarkan biaya, rakyat kecil yang mayoritas petani dan nelayan tdk mampu keluar dari lingkaran kemiskinan karena pupuk yang langka saatdibutuhkan sehingga harga melonjak,disisi lain harga hasil pertanian yang rendah saat panen menjadikan pendapatan petani yg minim. Di pihak lain bagi nelayan, bahan bakar untuk melaut yang tinggi, sementara hasil tangkapan yang tidsk menentu karena sekarang sudah banyak nelayan besar yng menggunakn pukat, membuat nelyan kecil sering tidak mendapatkan hasil yang memadai. Itulah sebabnya saat ada psemimpin daerah yang memiliki rekam jejak yang baik serta suka turun kebawah, rakyat menggantungkn harapan besar saat terpilih jadi presiden.Bagi Jokowi jalan kedepan bukan hal yang mulus karena .
1. Hambatan utama justru berasl dari lembaga legislatif untuk memintakan persetujuan akan program yang akan dilakukan. Ketua Dewan tidak lagi otomatis menjadi milik partai pemenang Pileg. Jabatan strategis tersebut kini harus diperoleh lewat pemilihan. Dari hitungan matematis partai yang merapat ke kubunya kurang dari 50 %, besar kemungkinan posisi ini akan dimenangi oleh kubu Koalisi Tenda Besarnya Prabowo. Dalam pembahasan usulan presidenpun akan bernasib sama.
2. Dilematika naik tidaknya BBM. Subsidi yang semakin besar terhadap minyak akan beresiko jebolnya keuangan negara, namun bila harga dinaikkan akan sert merta menaikkan seluruh harga komoditi dan rakyat akan menjerit terutama rakyat bawah yang merupakan konstituen utamanya. Daya saing produk kita akan menurun karena kos prouksi dan distribusi, kemampuan beli masyarakat juga akan berkurang, sehingga sirkulasi produk akan tersendat, pabrik akan mengurangi karyawan untuk mengurangi beban pengeluaran, sehingga penganggurn akan meingkat yang pada akhirnya akan berimbas pada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
3. Infrastruktur jalan dan alat transportasi untuk pertumbuhan ekonomi yang mzsih belum sepenuhnya tersedia dengan baik dan merata.
4. Ketersediaaan listrik untuk berkembangnya kegiatan ekonomi dan industri yang selalu jadi masalah bukn saja di daerah- daerah, DKI saja yang merupakan ibukota negara berkali- kali harus mengalami padam listrik karena keterbatasan daya yg mampu dipenuhi oleh PLN.
5. Perilaku koruptif pejabat publik yang masih sangat luas, bahkan sepertinya korupsi sudah menjadi bisnis bagi mereka. Korupsi seolah tak lagi dianggap sebuah tindakan kejahatan yang memalukan. Ada kecenderungan mereka siap dipenjara namun selepas dari penjara masih memiliki 'tabungan' milyaran hasil korupsi.
6. Pemerataan pembangunan yang masih timpang antara Inonesia Barat dan Timur yang potensial menimbulkan gerakan separatis seperti di Papua. Mayarakat i sana merasa dijajah oleh Indonesia karena sumber daya alam mineral yang dikeruk dengan nilai trilyunan pertahun, tidak memberikan dampak pembangunan yang berarti bgi Papua.
Tantangan dan hambatan yang akan dihadapi janganlah membuat bagi Presiden baru kita untuk surut langkah dalam mengimplementasikan janji kampanyenya. Cirikas blusukan dan tampihan sahajanya sangat tepat untuk dilaksanakan agar beliau dapat mendengar langsung apa kemauan rakyat dan rakyat merasz dekat dan diperhatikan secara merata. Ibaratnya susah senang bersama pemimpin rakyat akan merasa rela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar